Banyak orang sering kali bingung membedakan antara Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dengan Islam biasa. Meskipun keduanya memiliki akar yang sama dalam agama Islam, ada perbedaan penting yang membuat LDII memiliki karakteristik dan pemahaman yang unik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan-perbedaan tersebut secara rinci dan komprehensif.
Sebelum kita memulai, penting untuk dicatat bahwa tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang objektif dan netral tentang perbedaan antara LDII dan Islam biasa, tanpa bermaksud untuk menghakimi atau memihak kepada salah satu pihak. Setiap agama memiliki variasi dan interpretasi yang berbeda, dan artikel ini bertujuan untuk mengamati perbedaan-perbedaan itu dengan penuh pengertian.
1. Sejarah dan Asal Usul
LDII, atau Lembaga Dakwah Islam Indonesia, didirikan pada tahun 1967 oleh Abdullah Gymnastiar, seorang tokoh agama yang dikenal di Indonesia. Sementara itu, Islam biasa merujuk pada ajaran Islam yang umum diikuti oleh mayoritas Muslim di seluruh dunia. Meskipun keduanya berasal dari akar yang sama, LDII memiliki sejarah dan asal usul yang berbeda dalam pengembangannya.
2. Interpretasi Al-Quran dan Hadis
LDII memiliki interpretasi Al-Quran dan Hadis yang sedikit berbeda dengan Islam biasa. Mereka menekankan pentingnya memahami teks-teks suci secara kontekstual dan mendalam, dengan penekanan pada penggunaan tafsir yang kritis dan ilmiah. Di sisi lain, Islam biasa memiliki variasi interpretasi yang lebih luas dan lebih terbuka terhadap pemahaman yang berbeda.
3. Kegiatan Dakwah dan Pengabdian Sosial
LDII memiliki fokus yang kuat pada kegiatan dakwah dan pengabdian sosial. Mereka aktif dalam menyebarkan ajaran Islam melalui berbagai program dan kegiatan, termasuk pengembangan pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan bantuan kemanusiaan. Islam biasa juga menghargai kegiatan dakwah dan pengabdian sosial, tetapi variasi praktiknya dapat berbeda tergantung pada komunitas atau kelompok Muslim tertentu.
4. Organisasi dan Struktur
LDII memiliki struktur organisasi yang terorganisir dengan jelas, dengan peringkat dan hierarki yang ditetapkan. Mereka memiliki pemimpin yang diakui dan dihormati dalam komunitas mereka. Di sisi lain, Islam biasa memiliki variasi struktur organisasi yang lebih fleksibel dan dapat berbeda-beda antara negara atau komunitas Muslim tertentu.
5. Praktik Ibadah dan Adat Istiadat
LDII memiliki praktik ibadah dan adat istiadat yang unik, yang mungkin berbeda dengan Islam biasa dalam beberapa hal. Mereka mungkin memiliki perbedaan dalam pelaksanaan salat, puasa, atau ibadah lainnya. Namun, tujuan akhir dari ibadah dalam kedua kasus tetap sama, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
6. Pemahaman tentang Ahlussunnah Wal Jamaah
LDII mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari Ahlussunnah Wal Jamaah, yang merupakan salah satu cabang utama dalam agama Islam. Meskipun demikian, pemahaman mereka tentang Ahlussunnah Wal Jamaah dapat memiliki variasi dalam beberapa aspek, tergantung pada interpretasi mereka terhadap ajaran Islam.
7. Posisi terhadap Isu Kontemporer
LDII memiliki pandangan dan pendekatan yang khas terhadap isu-isu kontemporer dalam masyarakat, seperti demokrasi, hubungan agama dan negara, atau isu-isu sosial lainnya. Islam biasa juga memiliki variasi pandangan terhadap isu-isu ini, dan pendekatan masing-masing dapat berbeda tergantung pada latar belakang dan konteks sosial masyarakat Muslim di berbagai negara.
8. Hubungan dengan Organisasi dan Kelompok Lain
LDII memiliki hubungan yang kuat dengan organisasi dan kelompok Islam lainnya di Indonesia, tetapi juga mempertahankan identitas dan pemahaman yang unik. Mereka berupaya menjaga hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak dalam masyarakat Muslim. Islam biasa juga memiliki hubungan yang kompleks dengan organisasi dan kelompok lainnya, dan variasi hubungan ini dapat terjadi di seluruh dunia.
9. Penekanan pada Pendidikan dan Pembelajaran
LDII memberikan penekanan yang kuat pada pendidikan dan pembelajaran agama. Mereka memiliki program pendidikan yang beragam untuk semua usia, mulai dari pendidikan anak-anak hingga pendidikan tinggi. Pendidikan dan pembelajaran juga merupakan nilai penting dalam Islam biasa, tetapi variasi praktiknya dapat terjadi tergantung pada konteks masyarakat Muslim tertentu.
10. Keterbukaan terhadap Interpretasi dan Dialog
LDII, sebagai sebuah organisasi, memiliki keterbukaan terhadap interpretasi dan dialog dengan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. Mereka mendorong dialog antarumat beragama dan berkomitmen untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang Islam. Islam biasa juga mendorong dialog dan keterbukaan terhadap interpretasi yang berbeda-beda, meskipun ada variasi dalam praktiknya tergantung pada konteks sosial dan budaya masyarakat Muslim.
Dalam kesimpulan, perbedaan antara LDII dan Islam biasa meliputi sejarah dan asal usul, interpretasi Al-Quran dan Hadis, kegiatan dakwah dan pengabdian sosial, struktur organisasi, praktik ibadah, pemahaman tentang Ahlussunnah Wal Jamaah, pandangan terhadap isu kontemporer, hubungan dengan organisasi dan kelompok lain, penekanan pada pendidikan dan pembelajaran, serta keterbukaan terhadap interpretasi dan dialog. Meskipun ada perbedaan-perbedaan ini, penting untuk diingat bahwa Islam adalah agama yang luas dan memiliki variasi dalam pemahaman dan praktik yang dapat berkembang dalam berbagai konteks masyarakat Muslim.