Kitab Henokh, juga dikenal sebagai Kitab Henokh Etiopia atau 1 Henokh, adalah sebuah kitab apokrif yang tidak termasuk dalam kanon Alkitab. Kitab ini berisi tulisan-tulisan yang dikaitkan dengan Henokh, cucu dari Adam dan Hawa. Meskipun Kitab Henokh tidak diakui sebagai kitab suci oleh mayoritas agama, banyak orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Namun, mengapa Kitab Henokh dilarang dan tidak dianggap sebagai bagian dari Alkitab?
Ada beberapa alasan mengapa Kitab Henokh tidak diterima dalam kanon Alkitab. Pertama, kitab ini dianggap memiliki asal-usul yang tidak jelas. Meskipun ada beberapa naskah kuno yang memuat tulisan-tulisan yang mirip dengan isi Kitab Henokh, tidak ada versi yang diakui secara universal oleh para ahli sebagai teks asli yang ditulis oleh Henokh sendiri. Hal ini membuat validitas dan keotentikan kitab ini dipertanyakan.
Secara teologis, Kitab Henokh juga dianggap bertentangan dengan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Alkitab. Beberapa konsep yang muncul dalam kitab ini, seperti penjelasan tentang asal-usul setan-setan atau iblis, tidak sejalan dengan pandangan yang diajarkan dalam Alkitab. Karena itu, gereja-gereja dan agama-agama tertentu menganggap Kitab Henokh sebagai karya yang tidak memiliki otoritas dan tidak dapat dijadikan pedoman ajaran.
1. Latar Belakang Kitab Henokh
Kitab Henokh mencakup tulisan-tulisan yang dikaitkan dengan Henokh, cucu dari Adam dan Hawa. Dalam Alkitab, Henokh hanya disebutkan dalam Kitab Kejadian dan Ibrani. Namun, Kitab Henokh yang lebih luas menggambarkan perjalanan dan pengalaman Henokh yang berkaitan dengan kehidupan dan masyarakat pada zamannya.
2. Isi dan Konten Kitab Henokh
Kitab Henokh terdiri dari beberapa bagian yang mencakup berbagai topik. Salah satu bagian yang terkenal adalah “Kitab Penglihatan Henokh” yang berisi penglihatan-penglihatan yang diterima oleh Henokh mengenai masa depan dan keberadaan roh-roh.
3. Penolakan dan Penghapusan Kitab Henokh dari Kanon Alkitab
Meskipun Kitab Henokh tidak dianggap sebagai bagian dari kanon Alkitab, ada beberapa versi yang awalnya termasuk dalam kanon beberapa gereja kuno. Namun, saat ini, kitab ini dianggap sebagai apokrifa atau pseudepig