Sebagai salah satu cabang olahraga atletik, lompat jauh merupakan jenis perlombaan yang menuntut kecepatan, kekuatan, dan teknik yang baik. Salah satu istilah yang sering digunakan dalam lompat jauh adalah “fase terbang”. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan fase terbang dalam lompat jauh? Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap dan mendetail tentang fase terbang dalam lompat jauh.
Fase terbang adalah salah satu fase penting dalam lompat jauh yang terjadi setelah fase awalan dan fase lintasan. Pada fase terbang, atlet akan melompat dengan kaki pengayuh terakhir dan berusaha untuk mencapai jarak terjauh yang mungkin sebelum mendarat. Fase ini membutuhkan koordinasi yang baik antara gerakan tubuh, kekuatan, dan momentum yang dihasilkan dari fase sebelumnya.
1. Posisi Awal dalam Fase Terbang
Pada awal fase terbang, atlet harus memastikan posisi tubuh yang tepat. Posisi awal ini melibatkan sikap tubuh yang tegap dengan kaki pengayuh terakhir sedikit ditekuk. Tangan atlet juga harus diletakkan di depan tubuh untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas.
Summary: Posisi awal dalam fase terbang melibatkan sikap tubuh yang tegap, kaki pengayuh terakhir ditekuk, dan tangan diletakkan di depan tubuh untuk menjaga keseimbangan.
2. Gerakan Melambung ke Depan
Setelah memasuki fase terbang, atlet akan melakukan gerakan melambung ke depan. Gerakan ini melibatkan kaki pengayuh terakhir yang ditekuk dan diayunkan ke depan dengan sekuat tenaga. Pada saat yang sama, lengan atlet juga diayunkan ke depan untuk membantu menjaga keseimbangan dan memberikan ekstra momentum.
Summary: Gerakan melambung ke depan terjadi saat kaki pengayuh terakhir ditekuk dan diayunkan ke depan, sementara lengan juga diayunkan untuk menjaga keseimbangan dan memberikan momentum tambahan.
3. Mencapai Posisi Maksimal
Dalam fase terbang, atlet harus berusaha mencapai posisi maksimal yang disebut dengan “maksimum amplitude”. Posisi ini terjadi saat tubuh membentang dan membentuk sudut yang optimal untuk mendapatkan jangkauan terjauh. Atlet harus mempertahankan posisi ini sebelum melakukan pendaratan.
Summary: Posisi maksimal atau maksimum amplitude terjadi saat tubuh membentang dan membentuk sudut yang optimal untuk mendapatkan jangkauan terjauh. Atlet harus mempertahankan posisi ini sebelum melakukan pendaratan.
4. Kontrol Posisi Tubuh
Salah satu hal yang penting dalam fase terbang adalah menjaga kontrol posisi tubuh. Atlet harus mampu menjaga keseimbangan dan stabilitas saat berada di udara. Hal ini dapat dicapai dengan memperhatikan posisi tubuh, gerakan lengan, dan koordinasi dengan momentum yang dihasilkan dari fase awalan dan fase lintasan.
Summary: Kontrol posisi tubuh menjadi hal penting dalam fase terbang. Atlet harus menjaga keseimbangan dan stabilitas dengan memperhatikan posisi tubuh, gerakan lengan, dan koordinasi dengan momentum yang dihasilkan sebelumnya.
5. Pendaratan dengan Aman
Setelah melewati fase terbang, atlet harus melakukan pendaratan dengan aman. Pendaratan yang baik akan mengurangi risiko cedera dan memastikan hasil lompatan yang valid. Atlet harus mendarat dengan kaki pertama yang menyentuh tanah, diikuti oleh kaki yang lain dengan sejajar. Pendaratan dengan kecepatan yang terkontrol juga penting untuk menghindari cedera.
Summary: Pendaratan yang aman adalah langkah terakhir dalam fase terbang. Atlet harus mendarat dengan kaki pertama yang menyentuh tanah, diikuti oleh kaki yang lain dengan sejajar, dan dengan kecepatan yang terkontrol.
Dalam kesimpulannya, fase terbang dalam lompat jauh merupakan fase yang penting dan menentukan dalam mencapai jarak terjauh. Atlet harus memperhatikan posisi awal, gerakan melambung ke depan, mencapai posisi maksimal, menjaga kontrol posisi tubuh, dan melakukan pendaratan dengan aman. Dengan memahami dan menguasai fase terbang ini, atlet akan memiliki peluang yang lebih baik untuk mencapai hasil yang optimal dalam perlombaan lompat jauh.