Sistem pengapian konvensional adalah salah satu komponen penting dalam mesin mobil yang bertugas untuk menghasilkan percikan api di dalam ruang bakar. Dengan adanya sistem pengapian konvensional yang baik, mesin dapat bekerja dengan efisiensi yang optimal. Pada artikel ini, kita akan membahas secara rinci mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pengapian konvensional.
Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan komponen-komponen tersebut, penting untuk memahami prinsip kerja dari sistem pengapian konvensional. Prinsip kerja sistem pengapian konvensional adalah dengan menggunakan sebuah koil pengapian yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari baterai menjadi tegangan tinggi. Tegangan tinggi ini kemudian akan diteruskan ke busi, yang akan menghasilkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.
1. Koil Pengapian
Koil pengapian merupakan komponen utama dalam sistem pengapian konvensional. Fungsi utama koil pengapian adalah untuk mengubah tegangan listrik rendah dari baterai menjadi tegangan tinggi yang dibutuhkan untuk menghasilkan percikan api di busi. Koil pengapian terdiri dari beberapa lilitan kawat yang terhubung dengan sistem pengapian lainnya.
Summary: Koil pengapian adalah komponen utama yang mengubah tegangan listrik rendah menjadi tegangan tinggi untuk menghasilkan percikan api di busi.
2. Distributor
Distributor adalah komponen yang bertugas untuk mendistribusikan percikan api dari koil pengapian ke masing-masing busi. Distributor memiliki rotor yang berputar dan menghubungkan koil pengapian dengan busi melalui kabel pengapian. Distributor juga memiliki kapasitor yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik saat busi menghasilkan percikan api.
Summary: Distributor berperan dalam mendistribusikan percikan api dari koil pengapian ke masing-masing busi.
3. Busi
Busi adalah komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pengapian konvensional. Busi merupakan tempat terjadinya percikan api yang akan membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Busi terhubung dengan kabel pengapian dan menerima tegangan tinggi dari koil pengapian melalui distributor.
Summary: Busi adalah tempat terjadinya percikan api yang membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar.
4. Kabel Pengapian
Kabel pengapian digunakan untuk menghubungkan koil pengapian dengan distributor, serta menghubungkan distributor dengan masing-masing busi. Kabel pengapian terbuat dari bahan yang tahan terhadap panas dan arus listrik tinggi. Kabel pengapian harus dalam kondisi baik agar arus listrik dapat mengalir dengan lancar.
Summary: Kabel pengapian berfungsi menghubungkan koil pengapian dengan distributor, serta menghubungkan distributor dengan masing-masing busi.
5. Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen yang seringkali terdapat di dalam distributor. Kapasitor berfungsi untuk memutuskan arus listrik saat busi menghasilkan percikan api. Hal ini penting untuk memastikan percikan api hanya terjadi di busi yang sedang membutuhkannya.
Summary: Kapasitor memutuskan arus listrik saat busi menghasilkan percikan api agar percikan api hanya terjadi di busi yang membutuhkannya.
6. Rotor
Rotor adalah komponen yang terdapat di dalam distributor dan berputar ketika mesin mobil berjalan. Rotor berfungsi untuk menghubungkan koil pengapian dengan masing-masing busi secara bergantian, sehingga percikan api dapat terjadi di waktu yang tepat.
Summary: Rotor berputar di dalam distributor dan menghubungkan koil pengapian dengan masing-masing busi secara bergantian.
7. Platina
Platina adalah komponen yang terdapat di dalam distributor dan memiliki peran penting dalam mengatur waktu pengapian. Platina berfungsi untuk memutuskan arus listrik saat rotor berputar, sehingga percikan api hanya terjadi di waktu yang tepat.
Summary: Platina mengatur waktu pengapian dengan memutuskan arus listrik saat rotor berputar.
8. Kontak Pemutus
Kontak pemutus adalah komponen yang terdapat di dalam distributor dan bertanggung jawab dalam mengatur aliran arus listrik. Kontak pemutus terhubung dengan platina dan rotor, serta berfungsi untuk mengatur arus listrik yang masuk ke koil pengapian.
Summary: Kontak pemutus mengatur aliran arus listrik yang masuk ke koil pengapian dengan berhubungan dengan platina dan rotor.
9. Baterai
Baterai adalah sumber tegangan listrik rendah yang digunakan dalam sistem pengapian konvensional. Baterai menyediakan tegangan listrik untuk menggerakkan koil pengapian dan menghasilkan percikan api di busi.
Summary: Baterai menyediakan tegangan listrik rendah untuk menggerakkan koil pengapian dan menghasilkan percikan api di busi.
10. Saklar Pengapian
Saklar pengapian adalah komponen yang terdapat di dalam kabin mobil dan berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan sistem pengapian konvensional. Saklar pengapian umumnya terhubung dengan baterai dan koil pengapian.
Summary: Saklar pengapian menghidupkan atau mematikan sistem pengapian konvensional dan terhubung dengan baterai dan koil pengapian.
Dalam artikel ini, kita telah membahas 10 komponen penting dalam sistem pengapian konvensional. Setiap komponen memiliki peran yang sangat vital dalam menghasilkan percikan api yang diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Oleh karena itu, menjaga dan memperbaiki komponen-komponen tersebut sangat penting untuk menjaga performa mesin mobil agar tetap optimal.
Demikianlah pembahasan mengenai komponen-komponen dalam sistem pengapian konvensional. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dalam memahami lebih dalam mengenai sistem pengapian konvensional pada mobil.